Rabu, 09 Juni 2010

SOSIOLOGI

Salah satu tujuan mempelajari sosiologi, yaitu membantu kita dalam mengembangkan kemampuan untuk secara langsung terlibat dalam kehidupan sosial, dan melakukan kilas balik, serta menganalisis hal-ha yang terjadi. Dalam menggunakan sosiologi, kemampuan untuk meliat berbagai kisah kehidupan dalam masyarakat sering disebut dengan sociological imagination (imainasi sosiologi).
Sociological Imagination adalah kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial sambil memperhatikan dan menganilisis hal-hal yang terjadi. Itilah ini dipopulerkan oleh C. Wright Mills dan dimaksudkan untuk membantu sagar maanusia tidak menyalahkan diri sendiri atas segala masalah yang dihadapi dan lebih memahami keadaan.

Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial.
Sejak lahir, manusia telah menjadi makhuk individuuntuk menjadi dirinya sendiri, sebagai pribadi terpisah dari yang lain. Ia merupakan suatu organise yang berdiri sendiri, secara fisik bersifat bebas. Hal ini terlihat saat bayi menangis keras, sementara orang lain tidak mengetahui apa alasannya menangis. Seorang ibu dengan penuh kasih sayang akan mencoba menerjemahkan keinginan sang bayi. Dengan menyusui dan memeluk erat, sang bayi akan kembali tenang.
Dengan demikian, sejak lahir manusia juga harus membutuhkan orang lain, terutama ibu dan keluarganya. Setelah besar pun masih membutuhkan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhannya. Maka dari itu , manusia juga dikatakan sebagai makhluk sosial.

Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan.
Kajian tentang perkembangan manusia dan kehidupan masyarakatnya dari masa purba hingga modern baru muncul seteah beberapa generasi kemudian. Pada awalnya, para ahli melakukan pengamatan dengan menegmbangkan beberapa model untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai perilaku manusia.
Kemudian, muncullah isltilah sosiologi sebagai cabang ilmu pengetahuan sosial. Sosiologi diperkenalkan oleh Auguste Comte dari Perancis pada tahun 1839. Comte adalah orang pertama yang mengusulkan pemberian istilah sosiologi terhadap keseluruhan pengetahuan manusia tentang kehidupan bermasyarakat.
Sosiologi adalah studi ilmiah atau bisa disebut juga sebagai ilmu (science). Oleh karena itu, sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi harus memenuhi kriteria ilmu pengetahuan. Kriteria yang bisa menjelaskan apakah sosiologi bisa disebut sebagai ilmu atau tidak adalah sebagai berikut.
  1. Sosiologi bersifat empiris berarti sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. Seringkali sifat empiris ini dihubungkan dengan sifat ilmu yang dapat diuji dengan fakta. Sesuatu yangfaktua tidak dapat disangkal kebenarannya karena dapat dilihat sendiri dengan mata kepala atau pancaindera.
  2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha mneyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan enjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat sehingga menjadi suatu teori.
  3. Sosiologi bersifat kumulatif. Kumulatif berasal dari kata Latin cumulare yang berarti menimbun, menumpuk, makain lama makin besar. Artinya, teori-teori sosiologi dibentuk atas teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperuas, serta meperhalus teori-teori yang lama.
  4. Sosiologi bersifat non-etik, artinya dipersoalkan bukan bai buruknya fakta tertentu, melainkan tujuannya untuk memperjelas secara analitis.

Konsep-Konsep Dasar Sosiologi.
Ada beberapa konsep yang diuraikan daam Sosiologi, yaitu masyarakat, individu, hubungan, dan fakta sosial. Untuk itu, akan dijelaskan konsep-konsep tersebut satu persatu.
1. Apa itu Masyarakat ?
Menurut Peter L. Berger, definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompeks hubungan manusia yang luas sifatnya. Pengertian keseluruhan kompleks daam definisi tersebut berarti bahwa keseluruhan itu terdiri dari bagian-bagian yang membentuk satu kesatuan.
Hubungan -hubungan yang terjadi pun tidak sembarangan, tetapi memiliki keteraturan. Singkatnya, semua berjalan menurut suatu sistem. Oleh karena itu Berger mendefinisikan uga masyarakat sebagai "yang menunjuk pada suatu sistem interaksi, atau tindakan yang terjadi paling kurang antara dua orang yang saling mempengaruhi perilakunya."
2. Apa itu Individu ?
Konsep individu yang dimaksud di sini adalah konsep sosiologis. artinya, hal ini berbeda dengan konsep sosial yang digunakan sehari-hari dan konsep individu dalam ilmu lainnya. Dalam konsep sosiologis, individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, memiliki pikiran, mempunyai kehendak, memilki kebebasan, memberi arti pada sesuatu, mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya. Intinya, individu merupakan subjek yang bertindak.
3. Hubungan Individu dan Masyarakat.
Pengerian hubungan disini berarti bahwa keduanya, yaitu subjektif dan objektif saling menentukan, yang satu tidak ada tanpa yang lain.
4. Apa itu Fakta Sosial ?
Fakta sosial bisa disebut juag fenomena sosial atau realitis sosial. Istilah fakta sosial dipopulerkan oleh Emile Durkheim. Ada tiga sifat utama dari fakta sosial yaitu, eksternal, memakas dan berlaku umum.
Eksternal berarti dunia objektif, dunia yang berada diluar individu. Dengan lain perkataan, fakta sosial tidak ada sangkut pautnya dengan individu. Bahkan, dengan sifatnya yang memaksa, fakta sosial merupakan suatu kekuatan yang menekan individu dari luar, memaksanya untuk berbuat sesuai dengan fakta sosial. Sifat eksternal dan memaksa tidak hanya berlaku untuk individu, tetapi juga berlaku untuk sebagian besar orang dalam kurun waktu dan masyarakat tertentu.

Sosiologi sebagai Metode.
Sosiologi sebagai metode berarti cara berpikir untuk mengungkapkan reaitas sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Pada dasarnya, dalam sosioogi terdapat dua metode yang digunakan, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat secara nyata dalam masyarakat. Metode kuantitatif, dalam istilah bahasa Jerman dinamakan metode verstehen (pengertian/pemahaman).
Metode sosiologi lainnya yang didasarkan pada penjenisan, yaitu metode deduktif dan metode induktif.
  1. Metode deduktif adalah suatu proses berpikir yang bermula dari pernyataan umum (premis mayor) ke pernyataan yang bersifat khusus (premis minor).
  2. Metode induktif adalah suatu proses berpikir yang bermula dari pengamatan terhadap kejadian khusus yang kemudian ditarik kesimpulan secara umum.
Penggolongan metode sosiologi lainnya adalah penggolongan berdasarkan jenis metode empiris dan rasionalistis.
  1. Metode empiris menyandarkan diri pada keadaan-keadaan yang nyata didapat dalam masyarakat. Metode empiris pada sosiologi diwujudkan pada research atau penelitian, yait mempelajari suatu masalah secara sistematisdan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari masalah tersebut.
  2. Metode rasionalistis mengutamakan pemikiran dengan logika da pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan.
Sosiologi juga sering menggunakan metode functionalism yang bertujuan meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Dasar metode ini bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, setiap unsur mempunyai fungsi tersendiri dalam masyarakat.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang sosiolog berupaya mencari pola dari hal-hal yang kelihatannya tidak beraturan. Atau, mereka berupaa menemukan persmaan dari hal-hal yang selalu terjadi didalam masyarakat.

Daya Tarik Sosiologi.
1. Sosiologi sebagai Ahli Riset.
Sebagai seorang ilmuwan, tugas utama serang sosiolog adaah mencari dan mengorganisasi ilu pengetahuan tentang kehidupan sosial. Sejumlah sosiolog melakukan riset yang diselenggarakan oleh universitas, badan pemerintah, yayasan, lembaga swadaya atau perusahaan. Banyak juga sosioog yang membagi waktunya antara mengajar dan melakukan riset.
2. Sosiologi sebagai Konsultan Kebijaksanaan.
Seorang sosiolog dengan mengamati kecenderungan pola-pola yang umum terjadi dan perubahan-perubahannya, kemudian membuat ramalan sosiologi atau hal yang akan terjadi di masyarakat.
3. Sosiologi sebagai Teknisi.
Beberapa orang sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat, seperti memberi saran-saran dalam hubungan masyarakat, hubungan antar karyawan, masalah moral, atau hubungan antar kelompok dalam suatu organisasi, dan penyelesaian berbagai masalahtentang hubungan antar manusia.
4. Sosiologi sebagai Pendidik.
Kegiatan mengajar adalah karier utama bagi sosiolog. Mereka dapat mengajae sosiologi dari sekolah menengah umum sampai perguruan tinggi.
5. Sosiologi sebagai Kegiatan Sosial.
Para sosiolog sebenarnya memilki kewajiban untuk mengatakan apa yang dapat diperbuat oeh masyarakat tentang masalah konflik sosial, pertumbuhan penduduk, keuarga berencana, ketergantungan pada obat, perceraian, atau masalah-masalah sosial lainnya.

Sosiologi merupakan perkembangan erakhir dari ilmu pengetahuan yang pada awalnya masih dibawah filsafat. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakt muncul sebagai reaksi terhadap gejolak-gejolak sosia yang terjadi pada masanya.



2 komentar: