Selasa, 20 April 2010

LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Pengertian Lembaga Kemasyarakatan.

Lembaga kemasyarakatan, yakni lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Salah satu fungsi lembaga kemasyarakatan adalah sebagai penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan. Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

Tujuan Lembaga Kemasyarakatan.

1. Memberikan pedoman kepada anggota masayarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat , yang terutama menyangkut kebutuhan pokok.

2. Menjaga pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, artinya sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

3. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan.

Proses Pertambahan Lembaga Kemasyarakatan.

Norma-norma Masyarakat dan Pengendalian Sosial

Supaya hubungan antara manusia didalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan, maka diciptakan norma-norma, yang mempunyai kekuatan mengikat berbeda-beda.

Untuk membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut dikenal adanya empat pengertian :

1. Cara (usage), menunjuk pada suatu bentuk perbuatan.

2. Kebiasaan (folksway) adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama.

3. Tata kelakuan (mores), merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima norma-norma pengatur.

4. Adat istiadat (customs) adalah tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Bila adat istiadat dilanggar, maka sangsinya berwujud suatu penderitaan bagi pelanggarnya.

Sosial Control.

Sosial Control (Pengendalian Sosial) adalah sistem pengendalian yang merupakan segala sistem maupun proses yang dijalankan oleh masyarakat selalu disesuaikan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku dalam mayarakat. Pengendalian sosial dapat bersifat preventif atau positif dan represif atau negatif.

Alat-alat pengendalian sosial dapat digolongkan kedalam paling sedikit 5 golongan, yaitu :

a. Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemsyarakatan.

b. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-noram kemasyarakatan.

c. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma-norma kemsyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku.

d. Menimbulkan rasa takut.

e. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sangsi yang tegas bagi para pelanggar.

Ciri-ciri Umum dan Tipe Lembaga Kemasyarakatan.

Ciri-ciri umum lembaga kemasyarakatan :

1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari adat-istiadat, tata-kelakuan, kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung dalam satu unit yang fungsional.

2. Suatu tingkat kekelan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan. Sistem-sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan, baru akan menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati waktu yang relatif lama.

3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.

4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti bangunan, peralatan, sebagainya. Bentuk serta penggunaan alat-alat tersebut biasanya berlainan antara satu masyarakat dengan masyarakat lain.

5. Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas dari lembaga kemasyarakatan. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan.

6. Suatu Lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis atau yang tidak tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku dan lain-lain.

Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan :

1. Dari sudut perekembangannya :

a. Crescive Institution

b. Enacted Institution

2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat :

a. Basic Institution

b. Subsidiary Institution

3. Dari sudut penerimaan masyarakat :

a. Approved-Socially Sanctioned Institution

b. Unsanctioned Institution

4. Dari sudut penyebarannya :

a. General Institution

b. Restricted Institution

5. Dari sudut fungsinya :

a. Operatif Institution

b. Restricted Regulative

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

Pengertian Manusia Sebagai Makhluk yang Hidup Berkelompok.

Sudah kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk berkelompok. Sebagai makhluk sosial dalam hubungannya manusia selalu hidup bersama dengan manusia yang lainnya. Tanpa bantuan dengan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain juga, manusia bisa berkomunikasi dan berbicara. Maka oleh karena itu manusia dikatakan sebagai Makhluk sosial atau makhluk yang hidup berkelompok, karena pada diri manusia terdapat dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi).

Macam-macam Kelompok Sosial.

Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:

  • Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
  • Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
  • Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
  • Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur

  1. Kerumunan (crowd) → terjadi karena banyaknya berbagai macam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan daya tarik suatu massa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu.

Contoh:

· Kecelakaan lalu lintas, nonton bioskop.

· Walaupun mereka berkumpul di suatu tempat secara kebetulan, tetapi kesadaran adanya orang lain membuktikan adanya ikatan sosial.

· Ciri-ciri kerumunan : berkumpulnya individu-induvidu secara fisik dan bersifat sementara.

  1. Publik → khalayak umum atau khalayak ramai.

· Publik bukan kelompok yang utuh atau merupakan kesatuan.

· Interaksi dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui media komunikasi. Contoh : surat kabar.

· Setiap individu lenih mengutamakan kepentingan pribadinya.

Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan.

Dalam memahami masyarakat pedesaan dan perkotaan, tentu tidak dapat mendefinisikannya secara universal dan objektif, tetapi berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya sistem hubungan, ikatan atas dasar kepentingan bersama, tujuan dan bekerja sama, ikatan atas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya interdepensi, adanya norma-norma dan kebudayaan.

Untuk menentukan suatu komunitasapakah termasuk masyarakat pedesaan atau perkotaan, dari segi kuantitatif sulit dibedakan karena adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dengan gejala sosial, dan perbedaannya bersifat graudal.

Ciri lain bahwa desa terbentuk eratkaitannya dengan naluri alamiah untuk mempertahankan kelomponya, melalui kekerabatan tinggal bersama dalam memenuhi kebutuhannya. Perkembangan lanjut suatu desa akan memunculkan desa lainnya, sebagai fungsi induk desa. Sedangkan masyarakat kota ditekankan dari pengertian kota dengan ciri dan sifat kehidupannya serta kekhasan dalam interest hidupnya.

PROSES SOSIOLOGI DAN INTERAKSI SOSIOLOGI

Pengertian proses sosial

Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan kata lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.

Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah dasar proses sosial, pengertian tersebut menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dilihat dari segi-segi dinamis. Dan interaksi sosial sebagai bentuk umum dari proses sosial, karena interkasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

1. Kerja sama (Cooperation).

Kerja sama merupakan suatu usaha bersama antara indivisu atau kelompok untuk mencapai satu tujuan atau beberapa tujuan bersama.

Kerja sama dapat berkembang apabila :

· Orang dapat digerakan untuk mencapai tujuan bersama.

· Ada kesadaran bahwa tujuan tersebut pada waktu yang akan datang mempunyai manfaat bersama.

· Ada suasana yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang diterima.

· Supaya rencana terlaksana dengan baik perlu adanya keahlian-keahlian tertentu bagi mereka yang bekerja sama.

2. Persaingan (Competition)

Persaingan merupakan suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing, mencari kuntungan melalui bidan-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan rencana.

Persaingan mempunyai dua tipe umum yakni yang bersifat pribadi dan tidak bersifat pribadi.

Bentuk-bentuk persaingan antara lain :

· Persaingan ekonomi

· Kebudayaan

· Persaingan kedudukan dan peranan

· Persaingan ras